DOSEN IPB UNIVERSITY ASAL KABUPATEN CIANJUR BERHASIL CIPTAKAN GENTENG DAN KACA YANG RAMAH LINGKUNGAN
Table of Contents
DENIINDO KABUPATEN CIANJUR --- Satu genteng berbahan ramah lingkungan tersebut, memiliki berat hanya seperempat kilogram saja. Untuk ukuran permeter persegi, hanya memiliki bobot empat kilogram.
Siapa sangka, Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prof Dede Hermawan sebelumnya melakukan persentasi ihwal bahan bangunan yang ramah lingkungan dan tahan gempa. Namun, pengalaman gempa bumi 2022 lalu, menjadikannya saksi hidup yang tidak terlupakan.
Di genggamannya, terdapat dua genteng berukuran 30x40 sentimeter. Namun, kedua genteng tersebut bukan sembarang genteng. Bukan juga terbuat dari tanah liat.
Tak ada yang menyangka, ayah dari empat orang ini berhasil menciptakan genteng dari bahan ramah lingkungan. Rumput dan bahan tumbuhan lainnya. Dari tangannya, berhasil melahirkan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan aman dari bencana.
Inovasi yang diciptakannya berdasarkan kepeduliannya terhadap kondisi geografis Indonesia yang rawan gempa bumi.
"Seperti kita ketahui, komponen rumah kebanyakan dari bahan-bahan tambang, keramik dan tanah liat. Bahan-bahan ini berat dan bisa berbahaya ketika terjadi gempa. Karena itu, kami mencoba mengembangkan material yang lebih ringan, aman dan bisa diperbaharui," ujar Prof Dede Hermawan yang merupakan putra daerah Kota Santri.
Penyempuraan terus dilakukan sebelum masuk tahap produksi massal. Bukan sekedar keuntungan. Anak kedua dari tujuh bersaudara ini, lebih berfokus terhadap kepedulian lingkungan dan kemanusiaan.
Jangan dulu pesimis. Genteng tersebut meski terbuat dari rumput dan sekam, bisa bertahan lama serta kedap air.
"Inilah kenapa rumah bukan hanya harus kuat, tapi juga aman bagi penghuninya," ungkapnya.
Selain genteng yang ramah lingkungan, saat ini dirinya tengah mengembangkan kaca yang terbuat dari serat bambu. Saat ini, transparansi sudah mencapai 30 persen dan dalam pengembangan lebih mendalam.
Bukan hanya ramah lingkungan. Dengan serat tersebut, kaca terlihat lebih estetik dengan corak kayu yang ada di dalam seratnya.
"Kaca biasanya berasal dari bahan tambang yang tidak bisa diperbarui. Kaca kayu yang kami kembangkan ini masih dalam tahap penelitian, baru bisa mencapai transparansi 30 persen dari kaca konvensional, tapi punya kekuatan yang bagus dan estetika serat kayunya tetap terlihat," paparnya.
Penyempuraan demi penyempurnaan terus dilakukan untuk memenuhi kualitas yang sesuai standar. Ke depannya, inovasi ini bisa menjadi salah satu inovasi untuk hunian masa depan yang lebih ramah lingkungan.
Posting Komentar