PRESIDEN PRABOWO UTUS TIGA MENTERI KE AS, NEGOISASI TARIP IMPOR JADI MISI UTAMA

Table of Contents

DENIINDO, JAKARTA --- Presiden RI Prabowo Subianto mengutus tiga menteri untuk melakukan kunjungan diplomatik ke Amerika Serikat guna membahas kebijakan tarif impor yang diberlakukan pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap produk asal Indonesia. Delegasi ini dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, didampingi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Langkah ini diambil menyusul keputusan pemerintah AS yang memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen terhadap sejumlah produk unggulan Indonesia, termasuk baja, produk pertambangan, serta barang-barang elektronik.

"Kami mengupayakan solusi damai dan berkeadilan melalui jalur diplomasi. Indonesia ingin menjalin hubungan yang setara dan saling menguntungkan," ujar Presiden Prabowo dalam pernyataannya di Istana Negara, Senin (7/4).

Pemerintah Indonesia juga mengumumkan serangkaian konsesi perdagangan sebagai bagian dari strategi negosiasi. Di antaranya adalah rencana peningkatan impor produk asal Amerika Serikat seperti gas alam cair, kedelai, kapas, dan komponen teknologi untuk infrastruktur.

Selain menurunkan beberapa tarif terhadap produk AS, Indonesia juga menawarkan pelonggaran hambatan non-tarif serta potensi penurunan pajak atas barang-barang tertentu asal Negeri Paman Sam.

Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri, menilai kebijakan tarif dari pemerintahan Trump bisa membuka peluang baru bagi Indonesia untuk menggantikan peran negara lain, seperti Tiongkok, dalam memenuhi permintaan pasar AS. Namun demikian, pemerintah tetap mewaspadai dampak jangka panjang dari ketegangan dagang ini.

Delegasi dijadwalkan akan melakukan serangkaian pertemuan dengan pejabat USTR (United States Trade Representative) dan Departemen Perdagangan AS dalam beberapa hari ke depan.

Langkah ini menjadi ujian diplomasi ekonomi pertama dalam kepemimpinan Prabowo, yang menegaskan komitmennya terhadap kestabilan hubungan bilateral serta kepentingan industri dalam negeri di tengah dinamika geopolitik global.

SUMBER : HUMAS

Posting Komentar

Iklan