PETANI DI TASIKMALAYA, KELUHKAN SERANGAN HAMA WERENG

Table of Contents
D I NEWS, KABUPATEN TASIKMALAYA --- Para petani penggarap sawah mengeluhkan ada nya serangan hama wereng yang kembali menyerang  lahan sawah di Tasikmalaya. 

Hampir semua sawah di wilayah kecamatan Kota Tasikmalaya, jadi sasaran hama ini, tak sedikit petani penggarap menangis akibat menanggung kerugian gagal panen.


Saat di temui awak media, ketua Gapoktan ( Gabungan kelompok tani) Dadan daruslan, mengatakan bahwa ramai di grup para petani mengeluhkan serangan hama yang menyerang lahan sawah nya. 

Meski tak melakukan pendataan secara khusus, Dadan memperkirakan ada ratusan hektar sawah di Kota Tasikmalaya yang terdampak serangan hama wereng ini. 

Yang menjadi sorotan sekaligus keheranan petani adalah, hama wereng ini kemunculan nya datang secara tiba tiba padahal sudah bertahun-tahun serangan wereng ini tak pernah muncul lagi.

" Menurut catatan petani di Kecamatan Indihiang, serangan wereng ini baru muncul lagi sejak tahun 1976. Sudah lama sekali makanya banyak petani yang merasa kecolongan, bagaimana bisa hama wereng bisa bangkit lagi. 

Para petani berharap pemerintah segera turun tangan untuk membantu kesulitan petani ini, termasuk melakukan kajian dan penyuluhan terkait serangan wereng yang kembali bangkit.

Nestapa akibat serangan hama wereng salah satunya diutarakan oleh Apong (50), seorang petani penggarap di Kampung Nagrog, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Perempuan ini merupakan petani penggarap atas lahan seluas 150 bata. Lahan milik orang lain itu dia garap untuk ditanami padi, dia juga yang menanggung beban operasional mulai dari pembelian pupuk, membajak, tandur, menyiangi serta beban operasional lainnya.

Namun saat hendak panen sekitar beberapa pekan lalu, sawah garapan Apong diserang hama wereng, Saat itu dia tak bisa berbuat banyak karena hama yang satu ini relatif ganas dan cepat merusak tanaman padi.

Akhirnya Apong memanen sawahnya, dia hanya mendapatkan gabah sekitar 1 kuintal, padahal biasanya dapat 1 ton, Kondisi ini tentu saja menyebabkan kesedihan bagi Apong.

"Saya hanya bisa menangis, dapat padi 1 kuintal, Dijemur terus digiling jadi beras kurang dari 50 kilogram, Saya serahkan ke yang punya lahan, ucap Apong.

Beruntung yang punya lahan bijaksana, dia bisa memahami kondisi yang dihadapi Apong, Beras hasil panen itu dia berikan semuanya kepada Apong.

" Untung yang punya lahan baik sekali, Saya sedihnya itu selain gagal panen, saya juga takut tidak dipercaya lagi untuk menggarap lahan, takut disangka berbohong, padahal benar benar terkena hama, ucap Apong.

Mudah mudahan Dinas Pertanian segera mengambil tindakan membantu masyarakat petani menangani gagal panen tahun ini. 

PENULIS : NANANG
Wahyu Aji
Wahyu Aji Seorang pemula yang selalu ingin belajar

Posting Komentar

Iklan